JAKARTA, JPI — Bank Jakarta menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh program Lomba Digitalisasi Pasar yang resmi diluncurkan di Jakarta. Komitmen tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo; Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan; dan sejumlah pimpinan lembaga keuangan lainnya. Penandatanganan disaksikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Sekretaris Daerah Marullah Mattali.
Lomba Digitalisasi Pasar merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang digagas melalui kolaborasi strategis dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), serta Perumda Pasar Jaya. Program ini bertujuan mempercepat transformasi sistem pembayaran nontunai di pasar tradisional, sekaligus mendorong efisiensi dan transparansi transaksi.
“Tujuan utamanya adalah menjadikan pasar sebagai pusat ekonomi rakyat yang modern, tertib, dan bersih. QRIS dan EDC adalah pintu masuknya,” tegas Gubernur Pramono saat meresmikan program di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan.
Ia menyebut ada empat target utama dari program ini: peningkatan kesejahteraan pedagang, efisiensi transaksi, optimalisasi pajak daerah, dan pemberantasan premanisme pasar. Menurutnya, pasar yang terintegrasi sistem digital akan meminimalisir praktik pungli dan meningkatkan rasa aman.
Hingga saat ini, tercatat 20 pasar telah berpartisipasi dalam lomba yang ditargetkan mencakup seluruh 133 pasar di Jakarta. Penjurian program ini diserahkan sepenuhnya kepada BI dan OJK untuk menjaga kredibilitas dan objektivitas.
Bank Jakarta, yang menjadi salah satu mitra utama digitalisasi, mendapat mandat untuk mendampingi empat pasar berdasarkan kelas dan jumlah tempat usaha: Pasar Mayestik (Kelas A – 1.516 TU), Pasar Koja Baru (Kelas B – 1.056 TU), Pasar Cengkareng (Kelas B – 1.065 TU), dan Pasar Pondok Bambu (Kelas C – 375 TU), dengan total 4.012 tempat usaha yang dilayani.
“Digitalisasi pasar merupakan langkah strategis dalam membangun ekonomi kota yang inklusif. Kami ingin menghadirkan ekosistem keuangan yang efisien dan terjangkau bagi seluruh pelaku usaha pasar,” ujar Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo.
Bank Jakarta juga akan dinilai dalam tiga kategori utama: Literasi Keuangan Terbaik dan Teraktif, Akses Keuangan Termasif, serta Digitalisasi Keuangan Terbaik. Penilaian berlangsung mulai 21 Juli hingga 9 Agustus 2025.
Senada dengan itu, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, menekankan pentingnya integrasi aspek kebersihan dan pengelolaan limbah dalam indikator penilaian. “Pasar modern bukan sekadar cashless, tapi juga rapi dan higienis,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta, Arie Rinaldi, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah konkret, mulai dari edukasi langsung kepada pedagang, aktivasi QRIS, pembukaan rekening digital, hingga integrasi layanan perbankan dengan ekosistem pasar.
“Kami siap menyukseskan transformasi ini sebagai bagian dari komitmen jangka panjang terhadap ekonomi rakyat Jakarta,” tutup Arie.