Malang, Jawa Timur, JPI — Sebagai wujud dukungan terhadap program 3 Juta Rumah per tahun yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Lippo Group memulai program renovasi 1.500 rumah desa dengan lokasi perdana di Kampung Wisata Topeng, Kota Malang, Jawa Timur.
Program ini menjadi langkah konkret sektor swasta dalam membantu pemerintah menghadirkan hunian layak, sehat, dan bermartabat bagi masyarakat berpenghasilan rendah, terutama di kawasan pedesaan dan wilayah wisata budaya yang memiliki potensi ekonomi kreatif.
Kegiatan peresmian dan peninjauan lapangan dilakukan pada Jumat (17/10/2025) oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, didampingi Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Komisaris PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) Ketut Budi Wijaya, serta Presiden LippoLand Indra Yuwana.
“Kami mengapresiasi inisiatif Lippo Group yang turut memperbaiki rumah-rumah warga melalui pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta. Kampung Wisata Topeng ini memiliki potensi ekonomi lokal yang unik dan bisa menjadi penggerak kesejahteraan masyarakat,” ujar Maruarar Sirait.
Ia menambahkan, pembangunan rumah dan perbaikan permukiman harus sejalan dengan pengembangan potensi ekonomi masyarakat setempat.
“Kalau ini Kampung Topeng, maka jadikan topeng sebagai identitas. Kembangkan pengrajin, pertunjukan, dan produk khasnya agar menjadi sumber penghidupan warga,” imbuhnya.
Tahap Pertama: 500 Rumah di Jawa Timur
Tahap awal program renovasi Lippo Group menargetkan 500 rumah tidak layak huni (RTLH) di Provinsi Jawa Timur, dengan 40 unit di antaranya berada di Kota Malang.
Fokus renovasi meliputi perbaikan struktur bangunan, ventilasi, dan akses air bersih agar rumah lebih layak huni dan sehat.
Rinciannya mencakup:
-
Kota Malang – 40 unit
-
Kabupaten Malang – 50 unit
-
Kabupaten Sidoarjo – 110 unit
-
Kabupaten Ponorogo – 100 unit
-
Kabupaten Pasuruan – 100 unit
-
Kabupaten Bojonegoro – 50 unit
-
Kota Surabaya – 50 unit
Dalam lima tahun ke depan, program ini akan diperluas ke berbagai daerah lain seperti Bandung, Bekasi, Tangerang, dan Sulawesi, dengan total sasaran 1.500 rumah desa.
“Rumah adalah Tempat Lahirnya Harapan”
Menurut Ketut Budi Wijaya, Komisaris LPKR, program renovasi ini sejalan dengan semangat tanggung jawab sosial dan filosofi pendiri Lippo Group, Mochtar Riady, yang menegaskan bahwa “Rumah adalah tempat lahirnya harapan.”
"Tujuan kami bukan hanya memperbaiki bangunan, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup warga desa. Lippo Group ingin menjadi mitra strategis pemerintah dan masyarakat dalam mempercepat pembangunan, menurunkan kemiskinan, serta menggerakkan ekonomi lokal,” jelas Ketut.
Program ini juga mencerminkan prinsip pembangunan berkelanjutan, di mana pertumbuhan bisnis dijalankan secara selaras dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sinergi Pemerintah dan Swasta untuk Perumahan Rakyat
Menteri PKP Maruarar Sirait menyambut baik komitmen Lippo Group yang tidak hanya berperan sebagai pengembang, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Kolaborasi semacam ini, menurutnya, adalah contoh nyata “pembangunan gotong royong” dalam sektor perumahan rakyat.
“Pemerintah membuka ruang selebar-lebarnya bagi dunia usaha yang ingin berkontribusi dalam penyediaan rumah rakyat. Lippo Group menunjukkan bahwa pembangunan perumahan bisa menjadi motor ekonomi sekaligus instrumen pemberdayaan masyarakat,” pungkas Maruarar.
